jurnal
Aku menulis ini karena sedang membaca kembali Hoakiau di Indonesia (1998) yang dikarang Pram, serta hal-hal yang menggangguku di hari-hari belakangan. Mengapa perikemanusiaan kita adalah perikemanusiaan yang limited, yang selektif dalam berpihak?
P e r e m p u a n. Sembilan huruf pembentuk kosakata yang kemudian menjadi kultus dan ritus. Dikultuskan lelaki atas dasar obsesi. Menjadi ritus karena mata lelaki membingkainya sebagai makhluk yang bernasib untuk ditaklukkan. Ritus-ritus, kawanku, tak melulu kudus. Ritus-ritus tak melulu identik dengan itu. Perempuan, dengan sederet […]
tulisan lama, kutulis bulan ini setahun yang lalu Ini bukan obituari, ini hanya tumpahan penyesalan dan kesedihan yang terpendam. Bahwa kehilanganmu menjadikan Desember ini Desember yang asu. Kehilangan, tidak pernah sesakit ini. Tulisan menye-menye ini untukmu, Gus. (Meski aku tahu melankolia bukan sesuatu yang kamu suka). Jika orang-orang mengajaknya […]