Berpeluh resah dua titik. Titik didih ke titik beku. Gejolakku mati kutu. Berkeluh-kesah, bak lembu, berisik dan berbau. Cemas tak lagi kurasa tabu. Pelan-pelan, diam-diam, simpan dalam hati. Rapat-rapat, pegang erat dalam palung terdalam jiwamu. Wujud kamu. Secepat kilat. Lebih cepat dari lesakkan busur panah ksatria Tiongkok. Manusia mulia berkata […]
puisi
        
          26 posts        
      
                    serpihan kaca, percikkan api, cipratan air, semburat senja namun remah roti yang condong kupilih.. sesederhana pilihan seorang ibu beranak banyak memilih roti tawar sebagai kudapan pilihan memang tak pelak ia sering direpoti memungut remah-remah di atas meja akibat ulah putri terkecil yang kadung ketagihan mengudap roti toh, sang putri berparas […]
