Semut-semut bertarap-sembah
Meriung riang sisa-sisa pesta
Kita punya kuasa!
Sekali dua kali injak mereka pasti binasa
Aku terantuk bukan oleh nasib
Ini mutlak kemauanku sendiri
Tidurku latihan mati
Menjangkit di dadaku rasa benci
Pada ketetapan-ketetapan
— bikinan manusia
Hidupku ya mauku
Yang ‘kan kubawa ke mana kumau
Pedal tlah terinjak dalam-dalam
Lalu kutancap
Aku mencinta secara nirleka
Engkau, mungkin, juga orang-orang
Tak akan paham
Unjuk diri, kita orang sekarang ini
— punya kecenderungan
Begini, ya: aku benci seremoni dan selebrasi
Pun juga yang jadi kontradiksi
Aku berlainan sikap bukan ‘tuk melawan
Mutlak karena semata-mata aku nyaman
Hidupku aku yang punya
Maka sekali lagi, selagi ingat sebelum lupa
Ini mutlak kemauanku sendiri
Tidurku latihan mati