Demi puluhan tunggakan yang mencekik; demi ratusan persanggamaan hampa di sepertiga malam; demi anak-anak yang kian hari kian sulit dimengerti; demi para dewa (dewa di langit, dewa di bumi, dewa bermesin), kehidupan kami masih mendamba salah satu pelarian orang-orang zaman kalian: berpiknik, lari sejenak dari segala dan semua yang membebani diri.