Reruntuhan itu berwarna kelabu
tak ada sisa isak tangis
dan bau anyir darah
hanya ada debu yang menyapu
melupakan, dilupakan
***
Reruntuhan tak menyisakan pilu
sebentar lagi ia hilang
hancur untuk dipugar
kelahiran, kematian
***
Reruntuhan tak menawarkan rindu
elok rupa masa silam
diperkosa kemajuan, keagungan, kesombongan
aku menatapnya, mengibainya
***
Dan bilamana anak manusia pada akhirnya lupa muasal
bilamana anak manusia semakin serakah banyak polah
saat itu jua sebagian yang lain merindukan reruntuhan
meski hanya dalam angan, dalam ingatan
***
Pondok Bambu, 19 Januari 2014