Dari papan penanda di ujung dipan, kudapati ia bernama Cindy. Kebetulan ia mirip aktris Cindy Fatika Sari. Hidungnya bangir seperti orang Arab. Kedua alisnya tajam dan tebal seperti orang Minang. Kulitnya kuning langsat, mulus bak pualam. Aku kerap mengerling ke arah dadanya. Meski kerap ditutupi selimut, gundukan itu membuntal menggoda. Aku perhatikan ia hanya didampingi seorang lelaki, mungkin pamannya. Sesekali beberapa kawan datang membesuk Cindy, tetapi jumlahnya tidak banyak.