Di depan cermin retak, kusam dan berjelaga,
Pak tua tiada hentinya mematut diri
Apa jenggot dan kumis ini sudah rapi?
Sudahkah kedua cambang tercukur simetris?
Lolongan takdir kejam tak kuasa mengganggunya melaksanakan ritual itu
Di depan cermin retak, kusam dan berjelaga,
Pak tua terbayang lagi jalan hidupnya
Betapa pongah masa mudaku kulalui
Betapa lengah membuatku jadi begini
Srettt! Karena kelewat dalam dan keras silet di tangannya
Menekan pipi kanan merapikan cambang
Darah merah melintas hingga dagu
Pak tua mengumpat, “bangsat!”
Di depan cermin retak, kusam dan berjelaga
Goresan silet di pipi kanan hanya semenit ia rutuki
“Aku mematut diri demi kau, Bunga!”
Walau bunga mengenalnya sebagai Harjo
Pak tua terpaksa berbohong
Pak tua harus berbohong
Karena Bunga harus tak tahu siapa dia
Karena ke-apa-an Harjo
Bisa berbuah malapetaka bagi Bunga
Pak Tua, atau Harjo versi Bunga
Kembali mematut diri
Memerinci tiap gigi, kalau-kalau ada sisa makanan yang nyangkut
Wadaow!
Pak Tua lantas sadar
Pak Tua teringat bahwa ia hanya makan bubur nasi hari ini
Demi kencannya yang kelima dengan bunga
Demi rupiah yang tinggal selembar di celana
Maka pikiran tadi menjadi mustahil
“Mana mungkin ada sisa daging yang nyangkut di geligiku ini!”
Pak tua tersenyum kecil
Di depan cermin retak, kusam dan berjelaga
Bunga
Kau bungaku
Oh, bungaku
Pak Tua memekik setengah menjerit
Tak peduli kamar mandi tempatnya mematut diri seperti tak berjarak dengan tetangga sebelah
Yang mana dengus kecil saja bisa membangunkan mereka
Bunga
Kau bungaku
Oh, bungaku
Sorot hitam matanya menegas
Tangan terkepal mengeras mencengkeram botol sampo
Dan Pak Tua mulai bernyanyi
Yang kemudian terhenti
Karena ia teringat
Kamar mandi tempatnya mematut diri seperti tak berjarak dengan tetangga sebelah
Yang mana dengus kecil saja bisa membangunkan mereka
Bunga
Kau bungaku
Oh, bungaku
Tak peduli kau menyukai puisi-puisi Sapardi
Karena hasratku bukan berahi
Dan di tengah-tengah itu
Pak Tua menyadari tubuhnya kembali berkeringat
“Bangsat!”
Di depan cermin retak, kusam dan berjelaga
Pak Tua menyambar handuk bersegera pergi
Membeli sabun yang lebih wangi di Warung Mas Toni
Karena ia ingin mengulang mandi
https://youtu.be/dMeZCPbM6bA